Berani Utowo Takut
Oleh: Ahmad Samuel Jogawi
Pernah dengar ucapan “Yen wedi aja wani-wani, yen wani aja wedi-wedi”?
Satu kali lagi dipastikan pernah dengar? Kalau memang sudah pernah dengar berarti tidak hanya didengarkan doang. Setidaknya seseorang juga harus tahu, bahwa bahasa Indonesia, dari kata ngelakoni itu menjalankan. Tidak hanya didengarkan doang, bar koyo ngono mboh. Kalau sudah terjadi mbohnya itu lo menyakitkan lalu galau terus nangis sambil mencak-mencak (lebay). Laku itu harus dilakoni nganti berani, kalau belum berani ojo sampai ragu, terus mantep dilakoni neh wae mesti wanine. Kalau seseorang ingin memutuskan sesuatu lalu muncul ucapan mengko ndisek atau sek-sek berarti masih diragukan.
Setidaknya seseorang itu punya prinsip seperti TNI kalau sudah bilang siap ya siap. Meski tidak tahu bagaimana akhirnya. Sing penting dilakoni. Karena bagi mereka jawaban pasti akan ditemukan. Maka seseorang untuk mencapai kesuksesan itu harus berani.
Ojo mung ngomong tok terus ora ngelakoni, dadine mung ruwet neng mburi.
Kalau iyo jawab wae iyo, kalau ora jawab wae ora (ojo iyo jebule ora, ojo ora jebule iyo-iyo wae). Seseorang itu harus/wajib punya prinsip untuk memenuhi kebutuhan mental agar tidak gampang stres dan frustasi. Kalau sudah stres itu kamu-kamu jadi lucu. Diam dipojokan sambil ndingkluk terus difoto lalu di atasnya ditulis kata-kata penuh dengan sengsara (nek aku mung ta’ guyu).
Apake-apake ora kuat-kuato jalani urip. Padahal uripmu kuwi ora ono opo-opone karo wong sing podo ketangisan neng rumah sakit, BPJS nunggak setahun ditambah rentenir jalok tunggaane cepet dibayar.
Kalau hidup keseringan nyawang menduwur yang terjadi ora gampang bersyukur. Hidup paling nikmat itu kalau subuh nyawang wong tuo-tuo berangkat ke masjid. Terasa tidak ada beban yang dibawa selain ingin taubat dan memperbaiki yang lalu. Jadi seseorang itu yang terpenting punya iyo’e dan punya ora’e agar nduweni “Yen wedi aja wani-wani, yen wani aja wedi-wedi”.
Paling penting dalam hidup adalah tidak merugikan orang lain itu yang sangat penting. Kalau seseorang tidak punya wani mung selalune wedi termasuk juga merugikan yang lain. Karena bekal hidup yang paling pusaka adalah wani Bismillahirrahmanirrahim.
Jadi kalau mau nakal pun jangan nanggung. Bajingan pun jangan nanggung. Pokoke sing dicekeli ora ngerugike wong liyo lan ngelakoni kewajibane yoiku shalat lan gowo shalawat. Kuwi top banget, kuwi baru sing jenenge antepan. Maka dari itu kalau sudah mengatasnamakan islam pun meski masih di KTP berarti harus berani mengatakan: wani syahadate, wani shalate, wani posone, wani zakate, wani hajine. Mesti klakon yakin wae klakon nek dilakoni.
Mugakno “Yen wedi aja wani-wani, yen wani aja wedi-wedi”. Kalau sudah memilih berarti harus berani tanggung jawab atas pilihannya. Saya ingin melenceng dari tulisan ini mumpung masih kelingan jadi saya nitip menuliskan karena saya masih ingat betul apa yang dikatakan Habib Munzhir Bin Fuad Al-Musawa “jangan bingung kalau kalian tidak bisa meninggalkan dosa, cukup sempurnakan shalatmu, Allah yang akan mencabut keinginanmu untuk berbuat dosa, itulah jawabannya”. Innas sholata tanha anil fahsyai wal munkar (QS, Al-’Ankabut Ayat 45).
Mas Jogawi merupakan Kepala Suku di Sogan. Kalian dapat mengunjungi sosial medianya di instagram @jogawi_ahmad . Kalian juga bisa mengamati kegiatan kami di Sokola Sogan. Serta mendukung kami dengan membeli merchandise di Sogan Store. Terima Kasih.